Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 07 Desember 2010

HUKUM MELDE PADA TALI


MODUL  4 – HUKUM MELDE PADA TALI
Ayi Ruhiyat (1210705025)
Sesi Pagi, IF-A
Tanggal Praktikum : 25 Oktober 2010
Asisten :


LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010


I.                  TUJUAN PRAKTIKUM
·         Mengetahui perilaku gelombang berdiri pada tali
·         Menentukan frekuensi-frekuensi harmonik gelombang pada tali
·         Menjelaskan pengaruh tegangan tali dan rapat massa tali terhadap cepat rambat gelombang pada tali
II.               ALAT DAN BAHAN
·         Audio generator
·         Vibrator
·         Beban gantung
·         Penggaris panjang
·         Katrol jepit
·         Capit buaya
·         Benang/tali
III.           TEORI  DASAR
Gelombang adalah getaran yang merambat. Berdasarkan amplitudonya, gelombang dibagi atas gelombang berjalan dan gelombang berdiri.Gelombang berjalan adalah gelombang yang memiliki amplitude tetap,sedangkan gelombang berdiri adalah gelombang yang amplitudenya berubah-ubah. Menurut hokum Melde besarnya cepat rambat gelombang pada tali v memenuhi persamaan berikut.
Dengan F=mg adalah tegagan tali, M massa beban, dan g percepatan gravitasi bumi dan µ adalah massa persatuan panjang tali.
            Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang, gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak berupa simpul dan Perut gelombang asalkan dipenuhi :

Yakni panjang tali (L) merupakan kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang gelombangnya. Lalu rampat gelombang pada tali dimana :
V= laju perambatan gelombang tali (m/det)
F= tegangan tali (N)
M=rapat masa linier (kg/m)
Jika frekuensi dan panjang gelombang diketahui, maka cepat rambat gelombang dengan mudah dapat dihitung. Ketiga variable ini memenuhi persamaan :
v = λf
Yang mana f adalah frekuensi gelombang dan λ adalah panjang gelombang.Pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada medium perambatan gelombang.
1.       Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang perantaranya butuh medium. Misalnya: gelombang air, gelombang bunyi, gelombang slinki, gelombang bunyi, gelombang permukaan air, dan gelombang pada tali.
2.       Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang perambatannya tidak memerlukan medium. Misalnya gelombang cahaya,  cahaya, sinar ultra violet, infra merah, gelombang radar, gelombang radio, gelombang TV, sinar – X, dan sinar gamma (γ)
Bila gelombang pada tali itu mempunyai panjang gelombang I maka frekuensi vibator yang menimbulkannya kombinasi antara persamaan 2 dan 3 di sebut persamaan melde, jika tali yang panjangnya I di bentangkan dan di beri beban lewat katrol seperti pada gambar di atas serta ujung A di getarkan terus menerus maka pada tali akan terbentuk gelombang transversal yang stasioner (diam)
Percobaan ini pertama kali di lakukan oleh melde untuk menentukan cepat rambat gelombangtransversal pada tali dari hasil percobaannya melde nenentukan kesimpulan bahwa cepat rambat gelombang pada tali adalah berbanding lurusdengan akar kwadrat tegangan tali (F) dan berbanding terbalik dengan akar kwadrat massa persatuan panjang tali ( )


IV.           METODA
a.     Alat dan Bahan
·         Audio generator
·         Vibrator
·         Beban gantung
·         Penggaris panjang

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA


MODUL  I
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA
Ayi Ruhiyat (1210705025)
Smester/klas: 1/ IF-A
Tanggal Praktikum : 9 November 2010
Dosen : Iis Fatmawati M.si

LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRISUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2010


I.             Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia

II.          Tujuan Praktikum
a.     Mengenal alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia.
b.     Untuk mengetahui fungsi dan bagaimana cara menggunakan alat-alat kimia yang ada di laboratorium.
c.      Untuk melatih ketelitian kita dalam mengukur suatu zat atau unsur-unsur kimia.
III.      Teori

A.   Peralatan Dasar

1.  Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
     Fungsi :
a.     Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang  tinggi
b.     Menampung zat kimia
c.      Memanaskan cairan
d.     Media pemanasan cairan
2.  Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
a.     Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
b.     Menampung filtrat hasil penyaringan
c.      Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

3.  Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

Fungsi :
a.     Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang        tinggi dalam jumlah tertentu
4.  Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran   bebas. Jenisnya :
a.   Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b.  Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
c.   Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
5.  Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
    Fungsi :
a.     Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
6.  Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.


    Fungsi :
a.     Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
b.     Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7.  Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
    Fungsi :
a.     Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
b.     Tempat saat menimbang bahan kimia
c.      Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
8.  Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
   Fungsi :
a.     Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9.  Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.

10.            Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11.            Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi :
a.     Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
b.     Dipakai untuk mengaduk larutan
12.            Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
13.            Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14.            Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
15.            Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
16.             Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
17.            Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.
B. Peralatan Pendukung
1.  Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari
kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai  dari 1 mL hingga 2 L.
    Fungsi :
a.     Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
     Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan    dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
2.  Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 .Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.

MODUL 2 REAKSI KIMIA AYI RUHIYAT


MODUL  2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
REAKSI KIMIA
Ayi Ruhiyat (1210705025)
Smester/klas: 1/ IF-A
Tanggal Praktikum : 23 November 2010
Dosen : Iis Fatmawati M.si


 





LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRISUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BANDUNG
2010
I.                  REAKSI KIMIA

II.               TUJUAN PRAKTIKUM

1.      Untuk mengetahui indikasi–indikasi terjadinya reaksi kimia atau perubahan kimia.
2.      Dapat membedakan indikasi perubahan antara zat-zat asal (reaktan) dengan hasil reaksi (produk)nya.
3.      Untuk mengetahui reaksi larutan atau senyawa yang reaksi-reaksinya menghasilkan gas, larutan berwarna dan endapan. 
4.      Untuk mengamati atau berlangsungnya reaksi kimia dengan melihat perubahan-perubahanya.

III.           TEORI

Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan endapan, atau timbulnya gas atau bisa juga reaksi kimaia di definisikan sebagi berikut, Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar perubahan senyawa kimia.Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan.
Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan.
Reaksi kimia dikatakan atau berlangsung apabila salah satu hal berikut harus teramati yaitu reaksi tersebut menghasilkan gas, endapan, perubahan suhu dan perubahan warna.
Dan terjadinya suatu perubahan suhu atau perubahan panas dapat di amati melalui pengkuran suhu suatu reaksi.dan perubahan warna dan juga terjadinya endapan dapat di amati secara langsung.dan gas yang terjadi sebagai indikasi terjadinya reaksi dapat di amati secara langsung dari gelembung gas yang timbul terutama dari media reaksi yang berupa larutan ataupun dari gas berwrna yang di hasilkan.
 Reaksi kimia dibagi beberapa jenis diantaranya.
1.      Pembakaran
2.      Penggabungan
3.      Penguraian
4.      Pemindahan Tanggal
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
1.      Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan pertumbukan atom per satuan waktu,
2.      Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan meningkatkan laju reaksi.
3.      Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.
4.      Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.
5.      Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu.
6.      Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan kembali.
7.      Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal.
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada konsentrasi reaksi.



1.     Jenis – jenis reaksi kimia :
a.        Pembakaran.
Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana.
 Contohnya : CO2, H2O dan SO2
     C3 H8 (9) + 5O2(9)→3CO2 (9) + 4H2O (9)
     2C6 H14 O4 (9) + 15O2→12Co2 (9) + 14H2O(9)
 Atau Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat terbakar    bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk menghasilkan panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal tidak termasuk dalam proses pembakaran.
            C10H8+ 12 O2 → 10 CO2 + 4 H2O
     CH2S + 6 F2 → CF4 + 2 HF + SF6
b.       Penggabungan (sintetis) suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).
      2H2 (9) + O2 (9)→ 2H2O (9)
      CO (9) + 2H2 (9)→ CH3OH (9)
c.        Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-
      zat yang lebih sederhana
      2Ag2O(p)→4Ag(p) + O2(9)
d.       Penggantian (Perpindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana sebuah
      unsur pindahan unsur lain dalam suatu senyawa.
      Cu(p) + 2Ag+(ag)→CU2+(ag) + 2 Ag (p)
e.        Metatesis (pemindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana terjadi
      pertukaran antara dua reaksi.
      AgNo3(ag)→NaCL(a g) →AgCL(p) + NaNO3(ag)
f.       Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang struktur tanpa perubahan pada kompoasisi atomnya
g.      Kombinasi langsung atau sintesis, yang mana dua atau lebih unsur atau senyawa kimia bersatu membentuk produk kompleks:
      N2 + 3 H2 → 2 NH3
h.      Dekomposisi kimiawi atau analisis, yang mana suatu senyawa diurai menjadi senyawa yang lebih kecil:
      2 H2O → 2 H2 + O2
i.        Penggantian tunggal atau substitusi, dikarakterisasikan oleh suatu unsur digantikan oleh unsur lain yang lebih reaktif:
      2 Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)
j.        Metatesis atau Reaksi penggantian ganda, yang mana dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa yang berbeda:
      NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
k.      Reaksi asam basa, secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa. Ia memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:
a.        Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.
b.      Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius.
c.       Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brønsted-Lowry.
l.        Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer elektron. Contoh reaksi redoks adalah:
      2 S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O62-.
m.    Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang berbeda hanya pada keadaan oksidasinya.
      2 Sn2+ → Sn + Sn4+
n.      Reaksi organik, melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan senyawa-senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya.



2.        Persamaan Reaksi
     Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisien masing-masing. Pada reaksi kimia, satu zat atau lebih dapat diubah menjadi zat jenis baru. Zat–zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan), sedangkan zat baru yang dihasilkan disebut hasil reaksi (produk). John Dalton mengemukakan bahwa, jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antara kedua zat berubah. Perubahan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus kimia zat yang terlibat dalam reaksi dinamakan persamaan reaksi. Misal, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.      Ciri Reaksi Kimia

1.      Terbentuknya Endapan

2.      Menghasilkan Gas

3.      Perubahan Suhu

4.      Faktor yang Mempengaruhi Reaksi

a.       Ukuran Partikel

Tumbukan antar zat pereaksi dapat mengakibatkan reaksi kimia pada suatu zat. Semakin banyak terjadi tumbukan, semakin cepat reaksi berlangsung. Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan reaksi suatu zat.








b.      Suhu

   Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi? Semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat reaksi berlangsung. Jika suhu dinaikkan akan menyebabkan gerakan partikel-partikel pereaksi semakin cepat. Semakin cepat pergerakan partikel menyebabkan tumbukan antar zat pereaksi bertambah banyak, sehingga reaksi yang terjadi menjadi cepat.

Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif mengenai pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu. Rumus molekulnya merupakan kelipatan bilangan bulat rumus emperis zat itu yang menyatakan jumlah minimal yang mungkin dalam perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai dengan melaus dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung, reaksi penukargantian sederhana dan reaksi penukargantian rangkap.
IV.           DATA P ENGAMATAN

No
Reaksi Yang Menghasilkan Gas
Pengamatan Hasil
1
 HCl + 1 Zn
Keluar gelembung-gelembung gas pada Zn


No
Reaksi Yang Menghasilkan Larutan Berwarna
Pengamatan Hasil
1
CuSO4 (biru muda)+ NH4OH(bening)
Berubah menjadi warna biru tua


No
Reaksi Yang Menghasilkan Endapan
Pengamatan hasil
1
NaCl (Putih) + AgNO3 (Bening)
Terbentuk endapan putih menggumpal
2
HgCl2 (bening) + KI (bening)
Terbentuk endapan orange


V.               PEMBAHASAN

          Jadi setelah kita melakukan peraktikum tentang reaksi kimia,kita dapat mengetahui hasil dari reaksi reaksi yang di campurkan atau di larutkan.yang pertama kita melakukan peraktek tentang reaksi yang menghasilkan gas, dan senyawa yang di reaksikan adalah HCl + 1 Zn dan dari pengamatan yang kami lihat bahwa terjadi reaksi pada senyawa tersebut yaitu keluarnya gelembung-gelembung gas pada senyawa Zn.
Sedangkan pada percobaan yang kedua kita mereaksikan senyawa yang menghasilkan larutan berwarna, dan senyawa yang di reaksikannya adalah CuSO4 yang berwarna biru muda dengan senyawa NH4OH yang berwarna bening, dan setelah di campurkan dan setelah kita amati terjadi perubahan warna menjadi biru tua.
Sedangkan dalam percobaan yang ke tiga kita mereaksikan senyawa yang menghsilkan endapan, dan senyawanya NaCl yang berwarna putih dicampurkan dengan AgNO3 yang berwarna bening, dan setelah kita campurkan dan diamati terbentuk suatu endapan putih menggumpal. Dan kita mencampurkan lagi senyawa HgCl2 yang berwarna bening dengan senyawa KI yang berwarna bening,dan setelah di amati terbentuk endapan warna orange.
VI.           KESIMPULAN

Jadi setelah kita melakukan percobaan tentang reaksi kimia,kita dapat mengetahui tatacara atau prosedur cara untuk mereaksikan suatu senyawa. Dan pada pereaksian suatu senyawa dapat di simpulkan bahwa suatu reaksi bisa diketahui dengan cirinya yaitu terbentuknya suatu endapan,dapat menghasilkan gas dan perubahan suhu.


VII.        DAFTAR FUSTAKA

Buku kimia kelas X dan X1
http://kimiaanalisa.web.id
Buku  Panduan  Praktikum Kimia Dasar


Barudak IF.A

 
Free HTML Blog 4u