Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 25 Agustus 2011

Tips Mudik Cerdik Dalam Persiapan dan Perjalanan

Jika anda merencanakan mudik dengan keluarga atau sendiri baik menggunakan kendaraan pribadi atau umum anda memerlukan tips persiapan mudik dan juga tips perjalanan mudik yang cerdik dan bisa membantu anda untuk selamat sampai tujuan. Anda bisa mencoba beberapa tips mudik berikut:
Jika anda akan mudik sebaiknya anda melakukan persiapan seperti berikuy:
Bagi warga Indonesia pada umumnya, mudik sudah menjadi tradisi bahkan agenda tahunan menjelang akhir Ramadhan untuk merayakan Idul Fitri bersama sanak saudara serta kerabat di kampung halaman setiap umat.
Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, alangkah baiknya kita mempersiapkan segala sesuatu yang kita butuhkan saat mudik, bukan hanya mempersiapkan barang bawaan, namun persiapan mental serta fisik juga perlu diperhatikan.
Berikut beberapa tips sederhana dan mendasar sebelum melakukan perjalanan dengan menggunakan transportasi umum maupun pribadi.
- Pastikan Kondisi Fisik kita dalam keadaan sehat, karena akan sangat menguras tenaga serta stamina saat  diperjalanan.
- Bagi pengguna kendaraan pribadi, pastikankondisi kendaraan anda, alangkah baiknya, lakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan.
- Bawalah uang secukupnya saat perjalanan mudik, siapkan biaya perjalanan sesuai dengan yang telah anda rencanakan sebelumnya, serta pastikan barang berharga tersimpan di tempat yang aman.
- Bawalah barang bawaan seefesien mungkin, khususnya pemudik yang menggunakan transportasi umum, pastinya akan merepotkan anda, serta menghindari over weight bagasi anda.
- Bawalah peta mudik atau GPS, akan sangat membantu anda dalam perjalanan, apabila dalam perjalanan anda menjumpai kemacetan, dengan adanya peta atau GPS anda bisa mencari jalur alternatif terdekat.
- Pastikan sabar selama perjalanan, karena hal-hal yang kurang menyenangkan pasti anda temui, seperti macet ataupun kendala teknis lainnya.
Tetap menjaga konsentrasi serta ketenangan selama perjalanan, agar terhindar dari hal yang tidak kita inginkan seperti kecelakaan lalu lintas ataupun modus kejahatan lainnya seperti copet, bius, dan lain-lain yang membahayakan diri anda. ” selamat Mudik”.

Nah jika anda mudik menggunakan kendaraan umum seperti pesawat maka berikut adalah tips agar penerbangan anda menyenangkan dan nyaman:
Menempuh perjalanan udara, bagi pemula, memang terkesan repot dan memusingkan karena serangkaian prosedur yang harus dilalui oleh setiap calon penumpang. Tetapi, semua itu bisa diatasi dengan melakukan beberapa tips di bawah ini.
Pertama, datanglah 1,5 jam lebih awal untuk penerbangan domestik, atau 2 jam untuk luar negeri, sebelum waktu keberangkatan. Bagi Anda yang akan ke luar negeri, pastikan membawa dokumen perjalanan, seperti, paspor, visa, kartu NPWP, atau dokumen penggantinya.
Kedua, sebelum melakukan check in, pastikan tas yang akan dibawa ke dalam kabin sudah “bebas” dari benda yang dilarang, seperti gunting dan cutter. Bila memungkinkan, segera pindahkan benda tersebut ke dalam tas yang akan dimasukkan ke dalam bagasi.
Ketiga, matikan handphone, sesaat menuju pesawat atau ketika Anda masih di ruang tunggu.
Keempat, tidak perlu terburu-buru saat masuk ke dalam kabin. Duduklah di kursi yang sesuai dengan nomor yang tertera di boarding pass Anda dan letakkan tas di ruang bagasi atas, di bawah kursi atau tempat lain yang direkomendasikan oleh awak kabin.
Kelima, duduklah dengan nyaman dan kenakan sabuk pengaman dengan benar. Bila bingung, ikuti petunjuk awak kabin atau instruksi yang tertera di kartu penjelasan di depan kursi. Bila perlu, bertanyalah kepada awak kabin.
Keenam, perbedaan tekanan udara di darat dan udara bisa membuat indera pendengaran kita terganggu. Mengunyah permen karet sewaktu pesawat take off bisa membantu untuk menormalkan tekanan di gendang telinga.
Ketujuh, bila tidak ada permen karet, Anda bisa mencoba cara lainnya, yakni dengan menutup hidung dengan jari dan mulut, kemudian meniup udara keluar dari hidung. Selain sewaktu lepas landas (take off), cara di atas dapat Anda lakukan saat pesawat mendarat (landing). Pada penerbangan internasional, biasanya Anda akan mendapatkan earphone untuk mendengarkan musik dan film. Manfaatkan alat itu dengan baik untuk menambah kenyamanan Anda selama berada dalam penerbangan.
Kedelapan, bila perjalanan Anda berlangsung lebih dari 3 jam, bebaskan kaki dari sepatu agar otot-otot kaki menjadi rileks. Jangan terlalu asyik menikmati fasilitas hiburan di pesawat. Ingat, tubuh anda memerlukan istirahat atau tidur.
Kesembilan, setelah pesawat mendarat, sebaiknya tetap duduk tenang sampai pesawat benar-benar berhenti dan Anda diperbolehkan turun dari pesawat. Tidak perlu terburu-buru menuju pintu keluar. Ingat, Anda tidak akan dibawa lagi oleh pesawat!
Kesepuluh, pastikan semua bawaan Anda tidak ada yang tertinggal saat meninggalkan kursi pesawat.

Tips mudik terakhir bisa anda peroleh jika anda naik menggunakan perjalanan darat baik dengan mobil pribadi atau bus:
Lebaran semakin dekat. Orang-orang mulai disibukkan dengan mudik yang notebene tradisi tahunan. Apalagi saat mudik, tidak jarang orang lalai menyiapkan dengan matang, sehingga terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Seperti rumah terbakar dan dibobol maling.
Namun dibalik itu, ada orang-orang yang mau mengingatkan, meskipun melalui selebaran “Tips Mudik Cerdik Gaya Solo”. Adalah anggota Linmas Kampung Teposanan, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Ris Sudarmadi (42) dan Sunarto (42).
Dua orang yang mengenakan Pakaian Dinas Lapangan (DPL) lengkap itu, dari pagi hingga menjelang siang menyebarkan sebanyak 1.000 selebaran dengan ukuran A4 sambil menenteng poster besar di Jalan Slamet Riyadi, Solo saat berlangsungnya Car Free Day (CFD), Minggu (21/8).
Karena aksi unik itu, banyak warga yang setelah diberi selebaran justru meminta foto bersama dengan kedua linmas tersebut. Disamping juga, banyak warga yang bertanya pada kedua petugas Linmas itu sendiri.
“Ya, mereka (warga), saat saya sodorkan selebaran. Ini apa Pak? Saya jawab, ini sekedar untuk mengingatkan Bapak/Ibu/Adik sebelum mudik yang tinggal seminggu lagi. Biar semuanya lanbcar dan aman, seperti itu,” kata Sudarmadi di sela-sela membagikan selebaran yang dipusatkan di depan Hotel Dana, Jalan Slamet Riyadi.
Sementara itu, sambil menenteng poster yang bertuliskan “Tips Mudik Cerdik Gaya Solo” itu, dia menuturkan jika apa yang ada di dalam selebaran kurang lebih yaitu memberikan tips pemudik yang akan menggunakan kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Ada juga tips aman pemudik yang akan meninggalkan rumahnya agar tak disatroni pencuri.
“Ini juga bagian dari kami, mengingat saat di kampung kami bertugas mengamankan lingkungan. Jadi, masyarakat juga kita himbau agar mengunci rumahnya saat akan mudik,” tutur dia dengan bangga.
Seorang keluarga yang kebetulan di CFD, Hartanto S (48) bersama Istrinya Tri Sulistyani (44) mengapresiasi dengan apa yang dilakukan oleh Linmas tersebut. Hartanto mengaku tidak sampai berfikiran sejeli itu, yakni seperti yang tertuang dalam selebaran yang diterimanya.
“Saya besok juga akan mudik ke Pacitan. Tapi saya tak sampai berfikiran jauh. Cuma sekedar mudik, terus selesai. Selebarang ini sangat bermanfaat agar saat mudik lancar dan aman,” jelas warga Banjarsari itu.
SELAMAT MENCOBA TIPS MUDIK DI ATAS, SEMOGA BERMANFAAT

REAKSI KIMIA


MODUL  2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
REAKSI KIMIA

Ayi Ruhiyat (1210705025)

Smester/klas: 1/ IF-A

Tanggal Praktikum : 23 November 2010
Dosen : Iis Fatmawati M.si








LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRISUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BANDUNG
2010









I.                  REAKSI KIMIA

II.               TUJUAN PRAKTIKUM

1.      Untuk mengetahui indikasi–indikasi terjadinya reaksi kimia atau perubahan kimia.
2.      Dapat membedakan indikasi perubahan antara zat-zat asal (reaktan) dengan hasil reaksi (produk)nya.
3.      Untuk mengetahui reaksi larutan atau senyawa yang reaksi-reaksinya menghasilkan gas, larutan berwarna dan endapan. 
4.      Untuk mengamati atau berlangsungnya reaksi kimia dengan melihat perubahan-perubahanya.

III.           TEORI

Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan endapan, atau timbulnya gas atau bisa juga reaksi kimaia di definisikan sebagi berikut, Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar perubahan senyawa kimia.Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan.
Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan.
Reaksi kimia dikatakan atau berlangsung apabila salah satu hal berikut harus teramati yaitu reaksi tersebut menghasilkan gas, endapan, perubahan suhu dan perubahan warna.
Dan terjadinya suatu perubahan suhu atau perubahan panas dapat di amati melalui pengkuran suhu suatu reaksi.dan perubahan warna dan juga terjadinya endapan dapat di amati secara langsung.dan gas yang terjadi sebagai indikasi terjadinya reaksi dapat di amati secara langsung dari gelembung gas yang timbul terutama dari media reaksi yang berupa larutan ataupun dari gas berwrna yang di hasilkan.
 Reaksi kimia dibagi beberapa jenis diantaranya.
1.      Pembakaran
2.      Penggabungan
3.      Penguraian
4.      Pemindahan Tanggal
Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
1.      Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan pertumbukan atom per satuan waktu,
2.      Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan meningkatkan laju reaksi.
3.      Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.
4.      Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah.
5.      Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu.
6.      Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan kembali.
7.      Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal.
Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada konsentrasi reaksi.
1.     Jenis – jenis reaksi kimia :
a.        Pembakaran.
Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana.
 Contohnya : CO2, H2O dan SO2
     C3 H8 (9) + 5O2(9)→3CO2 (9) + 4H2O (9)
     2C6 H14 O4 (9) + 15O2→12Co2 (9) + 14H2O(9)
 Atau Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat terbakar    bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk menghasilkan panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal tidak termasuk dalam proses pembakaran.
            C10H8+ 12 O2 → 10 CO2 + 4 H2O
     CH2S + 6 F2 → CF4 + 2 HF + SF6
b.       Penggabungan (sintetis) suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).
      2H2 (9) + O2 (9)→ 2H2O (9)
      CO (9) + 2H2 (9)→ CH3OH (9)
c.        Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-
      zat yang lebih sederhana
      2Ag2O(p)→4Ag(p) + O2(9)
d.       Penggantian (Perpindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana sebuah
      unsur pindahan unsur lain dalam suatu senyawa.
      Cu(p) + 2Ag+(ag)→CU2+(ag) + 2 Ag (p)
e.        Metatesis (pemindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana terjadi
      pertukaran antara dua reaksi.
      AgNo3(ag)→NaCL(a g) →AgCL(p) + NaNO3(ag)
f.       Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang struktur tanpa perubahan pada kompoasisi atomnya
g.      Kombinasi langsung atau sintesis, yang mana dua atau lebih unsur atau senyawa kimia bersatu membentuk produk kompleks:
      N2 + 3 H2 → 2 NH3
h.      Dekomposisi kimiawi atau analisis, yang mana suatu senyawa diurai menjadi senyawa yang lebih kecil:
      2 H2O → 2 H2 + O2
i.        Penggantian tunggal atau substitusi, dikarakterisasikan oleh suatu unsur digantikan oleh unsur lain yang lebih reaktif:
      2 Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)
j.        Metatesis atau Reaksi penggantian ganda, yang mana dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa yang berbeda:
      NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)
k.      Reaksi asam basa, secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa. Ia memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:
a.        Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.
b.      Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius.
c.       Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brønsted-Lowry.
l.        Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer elektron. Contoh reaksi redoks adalah:
      2 S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I−(aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O62-.
m.    Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang berbeda hanya pada keadaan oksidasinya.
      2 Sn2+ → Sn + Sn4+
n.      Reaksi organik, melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan senyawa-senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya.
2.        Persamaan Reaksi
     Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai koefisien masing-masing. Pada reaksi kimia, satu zat atau lebih dapat diubah menjadi zat jenis baru. Zat–zat yang bereaksi disebut pereaksi (reaktan), sedangkan zat baru yang dihasilkan disebut hasil reaksi (produk). John Dalton mengemukakan bahwa, jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di antara kedua zat berubah. Perubahan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus kimia zat yang terlibat dalam reaksi dinamakan persamaan reaksi. Misal, reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk air dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.      Ciri Reaksi Kimia

1.      Terbentuknya Endapan

2.      Menghasilkan Gas

3.      Perubahan Suhu

4.      Faktor yang Mempengaruhi Reaksi

a.       Ukuran Partikel

Tumbukan antar zat pereaksi dapat mengakibatkan reaksi kimia pada suatu zat. Semakin banyak terjadi tumbukan, semakin cepat reaksi berlangsung. Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan reaksi suatu zat.

b.      Suhu

   Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi? Semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat reaksi berlangsung. Jika suhu dinaikkan akan menyebabkan gerakan partikel-partikel pereaksi semakin cepat. Semakin cepat pergerakan partikel menyebabkan tumbukan antar zat pereaksi bertambah banyak, sehingga reaksi yang terjadi menjadi cepat.

Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif mengenai pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu. Rumus molekulnya merupakan kelipatan bilangan bulat rumus emperis zat itu yang menyatakan jumlah minimal yang mungkin dalam perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai dengan melaus dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung, reaksi penukargantian sederhana dan reaksi penukargantian rangkap.
IV.           DATA P ENGAMATAN

No
Reaksi Yang Menghasilkan Gas
Pengamatan Hasil
1
 HCl + 1 Zn
Keluar gelembung-gelembung gas pada Zn


No
Reaksi Yang Menghasilkan Larutan Berwarna
Pengamatan Hasil
1
CuSO4 (biru muda)+ NH4OH(bening)
Berubah menjadi warna biru tua


No
Reaksi Yang Menghasilkan Endapan
Pengamatan hasil
1
NaCl (Putih) + AgNO3 (Bening)
Terbentuk endapan putih menggumpal
2
HgCl2 (bening) + KI (bening)
Terbentuk endapan orange


V.               PEMBAHASAN

          Jadi setelah kita melakukan peraktikum tentang reaksi kimia,kita dapat mengetahui hasil dari reaksi reaksi yang di campurkan atau di larutkan.yang pertama kita melakukan peraktek tentang reaksi yang menghasilkan gas, dan senyawa yang di reaksikan adalah HCl + 1 Zn dan dari pengamatan yang kami lihat bahwa terjadi reaksi pada senyawa tersebut yaitu keluarnya gelembung-gelembung gas pada senyawa Zn.
Sedangkan pada percobaan yang kedua kita mereaksikan senyawa yang menghasilkan larutan berwarna, dan senyawa yang di reaksikannya adalah CuSO4 yang berwarna biru muda dengan senyawa NH4OH yang berwarna bening, dan setelah di campurkan dan setelah kita amati terjadi perubahan warna menjadi biru tua.
Sedangkan dalam percobaan yang ke tiga kita mereaksikan senyawa yang menghsilkan endapan, dan senyawanya NaCl yang berwarna putih dicampurkan dengan AgNO3 yang berwarna bening, dan setelah kita campurkan dan diamati terbentuk suatu endapan putih menggumpal. Dan kita mencampurkan lagi senyawa HgCl2 yang berwarna bening dengan senyawa KI yang berwarna bening,dan setelah di amati terbentuk endapan warna orange.
VI.           KESIMPULAN

Jadi setelah kita melakukan percobaan tentang reaksi kimia,kita dapat mengetahui tatacara atau prosedur cara untuk mereaksikan suatu senyawa. Dan pada pereaksian suatu senyawa dapat di simpulkan bahwa suatu reaksi bisa diketahui dengan cirinya yaitu terbentuknya suatu endapan,dapat menghasilkan gas dan perubahan suhu.


VII.        DAFTAR FUSTAKA

Buku kimia kelas X dan X1
http://kimiaanalisa.web.id
Buku  Panduan  Praktikum Kimia Dasar


PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA


MODUL  I
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA




Ayi Ruhiyat (1210705025)
Smester/klas: 1/ IF-A

Tanggal Praktikum : 9 November 2010
Dosen : Iis Fatmawati M.si






LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRISUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2010


I.             Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia

II.          Tujuan Praktikum
a.     Mengenal alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia.
b.     Untuk mengetahui fungsi dan bagaimana cara menggunakan alat-alat kimia yang ada di laboratorium.
c.      Untuk melatih ketelitian kita dalam mengukur suatu zat atau unsur-unsur kimia.
III.      Teori

A.   Peralatan Dasar

1.  Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
     Fungsi :
a.     Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang  tinggi
b.     Menampung zat kimia
c.      Memanaskan cairan
d.     Media pemanasan cairan
2.  Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
a.     Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
b.     Menampung filtrat hasil penyaringan
c.      Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

3.  Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

Fungsi :
a.     Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang        tinggi dalam jumlah tertentu
4.  Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran   bebas. Jenisnya :
a.   Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b.  Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
c.   Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
5.  Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
    Fungsi :
a.     Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
6.  Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.


    Fungsi :
a.     Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
b.     Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7.  Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
    Fungsi :
a.     Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
b.     Tempat saat menimbang bahan kimia
c.      Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
8.  Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
   Fungsi :
a.     Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9.  Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.

10.            Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
11.            Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
Fungsi :
a.     Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
b.     Dipakai untuk mengaduk larutan
12.            Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
13.            Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
14.            Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
15.            Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
16.             Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
17.            Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.
B. Peralatan Pendukung
1.  Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari
kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai  dari 1 mL hingga 2 L.
    Fungsi :
a.     Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
     Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan    dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
2.  Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 .Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.

 Fungsi :
a.     Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
3.     Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.
4.     Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi.
          Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.
5.     Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
    Fungsi :
a.     Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
    Cara menggunakannya :
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
6.     Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
     Fungsi :
a.     Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
b.     Mengeringkan padatan
    Cara menggunakannya :
1.     Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
2.     Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
     Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105  sampai warnanya kembali biru.
7.     Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.
8.     Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.
9.     Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah.
10.            Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api.
11.            Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
12.            Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.
13.            Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong.
14.            Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.
15.            Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.
16.            Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan membawa krusibel.
17.            Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.
18.            Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari larutan.
19.            Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam proses kromatografi kertas.
20.            Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam proses spektrofotometri.
C. Teknik Dasar di Laboratorium
1.     Cara memanaskan cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.
a.     Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
·        Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain
·        Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
·        Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok
·        Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b.     Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2.     Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
3.     Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
4.     Cara menggunakan neraca analitis
·        Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
·        Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
·        Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
·        Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
·        Cara menghirup bau zat
Ingat : Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.
IV.      Data Pengamatan

1.     Daftar Nama dan Fungsi Alat-Alat Laboratorium Kimia

No
Nama Alat
Fungsi
Keterangan
1
Gelas Ukur
·     Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang        tinggi dalam jumlah tertentu

berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas
2
Batang Pengaduk
·        Digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
terbuat dari kaca tahan panas
3
Labu Ukur
·        Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai
4
Corong
·        Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek.
5
Labu Erlenmeyer
·        Untuk menyimpan dan   memanaskan larutan
·        Menampung filtrat hasil penyaringan
·        Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya
6
Buret
·        Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya.
7
Tabung Reaksi
·        Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
·        Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.

8
Pipet
·        Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
Terbuat dari kaca atau karet.
9
Akuades
·   Untuk menetralkan larutan atau sebagai penampung air
Terbuat dari plastik atau karet
10
Gelas piala
·        Untuk mengukur volume larutan atau cairan.
Terbuat dari kaca

11
Neraca analitik digital
·        Untuk menimbang padatan kimia.


2.     Daftar Nama,Rumus,Dan Ciri Fisik Beberapa Zat Kimia Yang Umum

No
Nama Senyawa
Rumus Kimia
Ciri Fisik
Keterangan
1
Garam
NaCl
Serbuk

2
Air
O
Zat Cair



V.          Pembahasan
Pada peraktek pengenalan alat dan bahanyang ada dilaboraturium kimia yaitu, pertama kita menyiapakan alat dan bahan yang akan kita guanakan untuk praktek. Kemudian kita mengetahui dulu nama-nama alat dan bahan yang sudah tersedia d meja praktikum beserta fungsi-fungsi semua alat tersebut.dalam peraktek ini kita mempersiapkan alat-alatnya sebagai berikut:tabung reaksi, pipet volume,buret,corong gelas,labu ukur, labu erlermeyer, gelas piala,dan gelas ukur.
Setelah kita sudah menyiapkan alat dan bahan serta sudah mengetahui nama dan fungsinya,kemudian kita mulai dengan menimbang CaC sejumlah 1,25grm,kemudian di larutkan sejumlah 20 mL akuades dalam gelas piala,setelah itu pindahkan sebanyak 10 mL filtrate dengan pipet ke dalam labu erlermeyer 100 mL.kemudian isilah buret ukuran 50 Ml dengan akuades sampai tanda batas terus keluarkan akuades sebanyak 24,1 mL dan di tampung dengan labu Erlenmeyer 100 mL.sehingga kita dapat menghitung hasil dari percobaan itu dengan rumus mol atu molaritas.
Dik :             = 20 Ml
       Mr NaCl    =  (Ar Na)+(Ar Cl)
                          =(23)+(35,5)=58,5
       Massa Na   = 1,25 grm
              n =  =  =0,02 mmol

              m =  =  =0,001 M  

                 Atau dengan cara ini
                
                 M =  
                     =



VI.      Kesimpulan

Jadi setelah kita melaksanakan peraktek tentang pengenalan alat dan bahan di laboratorium kimia kita kita dapat mengetahui nama-nama alat dan bahan serta fungsinya.dan kita juga dapat melatih ketelitian kita dalam mengukur suatu zat atau senyawa.Dan setelah melakukan percoban dapat di ambil kesimpulan dengan mengitung hasil peraktikum yang kita lakukan dengan mengunakan rumus mol dan molaritas.dan dari hasil penghitungan tersebut hasinya n = 0.01 mmol dan m = 0,002 M


VII.   Daftar Fustaka


Buku kimia kelas X dan X1
Buku  Panduan  Praktikum Kimia Dasar
www.google.com
http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2008/08/31/alat-dan-bahan-kimia

Barudak IF.A

 
Free HTML Blog 4u