BAB 1
PENGRTIAN,DASAR,DAN CIRI UMUM TASAWUF
A. Pengertian Tasawuf
1. Secara Lughawi
Tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ ahlu suffah” yang berarti sekelompok orang pada masa rasullah yang hidupnya di isi dengan banyak berdiam di serambi-serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada allah.
Yang kedua mengatakan bahwa tasawuf itu berasal dari kata “shafa” kata shafa ini berbentuk fi’il mabdi majhul sehingga menjadi isim mulhaq, jadi maksud semuanya yaitu orang-orang yang menyucikan dirinya dihadapan Tuhan-Nya.
Yang ke tiga mengatakan bahwa taswuf itu berasal dari kata “shaf"maksudnya jadi di ibratkan orang-orang yang ketika shalat selalu berada pada shaf depan.yang kempat tasawuf di nisbahkan kepada orang-orang dari bani shufah.yang ke lima tasawuf dinisbahkannya dengan kata istilah bahasa grik atau yunani,yakni saufi.yang ke enam ada yang mengatakan bahwa taswuf itu berasal dari kata “shaufanah”.ketujuh ada juga yang mengatakan bahwa taswuf berasal dari kata “shuf” dan dari semuanya yang sering di pakai yaitu yang ketujuh yakni tema “shuf” karena tidak setiap kaum shufi memakai pakaian wol.
2. Secara Istilah
Pengertian tasawuf menurut istilah banyak sekali diformulasikan pada ahli yang satu dan yang lainnya berbeda.dan dari pengertian menurut para ahli tasawuf dapat disimpulan bahwa tasawuf adalah ilmu yang mj mpelajari usaha-usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan marifat menuju keabadian, saling mengingatkan antar manusia, serta berpegang teguh pada janji allah dan mengikuti syariat rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencampai keridhoan-Nya.
B. Dasar-Dasar Taswuf
Dalam dasar-dasar tasawuf ini akan di jelaskan tentang landasan-landasan naqli tasawuf, yaitu landasan al-quran dan hadis.
1. Dasar Al-Quran
Al-quran dan as-sunnah adalah nash. Setiap muslim kapan dan dimana pun di tanggung jawab untuk memeahami dan melaksanakan kandungannya dalam bentuk amalan yang nyata.sumber-sumber tasawuf adalah ajaran-ajaran islam, sebab tasawuf ditimba dari Al-Quran,As-Sunnah, dan amalan-amalan serta ucapan para sahabat.Al-Quran merupakan kitab Allah yang didalamnya terkandung muatan-muatan ajaran islam baik aqidah, syariah maupun mu’amalah.banyak sekali dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang yang bersangkutan dengan dasar Al-Quran. Misalnya tentang mahabbah:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Dan masih banyak lagi tentang alquran yang menjelaskan berbagai maslah misalnya tentang sabar,tingkatan takwa,syukur dan dll.
2. Dasar Hadis
Dalam taswuf juga dapat di lihat dari kerangka hadis-hadis,misalnya landasan-landasan hadis sebagai berikut :
“Barang siapa yang mengenal dirinya sendiri, maka akan mengenal tuhannya”.
Contoh hadis yang lainya :
“ Aku adalah pembendaharaan yang tersembunyi, maka aku menjadikan makhluk agar mereka mengenal-Ku”.
Hadis di atas member petunjuk bahwa manusia dan tuhan dapat bersatu. Uraian dasar tasawuf di atas, baik Al-Quran, Al-Hadis, maupun suri teladan dari pada sahabat. Ternyata merupakan benih-benih tasawuf dalam kedudukannya sebagai ilmu tentang tingkatan (maqamat) dan keadaan (ahwal).jelaslah bahwa pertumbuhan pertamanya tasawuf ternyata ditimba dari sumber Al-Quran itu sendiri.
Sementara menurut victor danner mengemukakan lima alasan kemunculan tasawuf, yaitu :
1. Respon terhadap tujuan marifat yang terancam punah
2. Respon terhadap eksteriosasi (formalisasi) terhadap dimensi spiritual esoteric agama
3. Respon terhadap paham syi’ah
4. Respon terhadap bangkitnya aliran filsafat islam
5. Respon terhadap meningkatnya formalism dari ulama
Table Alur Ajaran Tasawuf
ü Asal usul
Ajaran tasawuf dibentuk oleh tiga alur pemikiran :
1. Member gagasan berikut kepada tasawuf
2. Pemikiran yang memberikan sumbangan kepada tasawuf
3. Alur yang ketiga menjelasakan gagasan berikut:
a. Menafikan
b. Meninggukan roh
c. Anti-dunia
d. Anti-masyarakat
ü Perkembangan
Tiga mazhab bertemu dalam satu arus,dan dijumpai junaid Al-baghdadi (298/910) yang berhasil menyatukan dan menyistematisasikan semua gagasan sufi,menetapkan katagori logika dan pengetahuan,metafisika dan etika, yang berhubungan dengan tasawuf, mengislamkan kosakata tasawuf dengan memberinya istilah-istilahAl-Quran, memprakarsai penafsiran kiasan atas Al-Quran untuk memenuhi tujuan sufi.
ü Kekuasaan
Setelah junaid Al-Baghdadi tasawuf mengalir seperti sungai besar dan meliputi segenap dunia muslim.
ü Keruntuhan
Benih-benih keruntuhan dalam system tasawuf dan benih ini berangsur tumbuh diantaranya:
Mengompromikan transendensi dengan imanensi
ü Pembaruan
Pemikiran ini mencoba menanggapi kompromi yang disebutkan di atas.
C. Ciri Umum Tasawuf
Dalam sebuah buku yang berjudul pengantar ke tasawuf islam bahwa Tasawuf memiliki 5 ciri umum yaitu :
1. Meningkatkan moral
2. Pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak
3. Pengetahuan intuitif langsung
4. Timbulnya rasa kebahagian sebagai karunia allah dalam diri seorang sufi karena tercapainya maqamat
5. Penggunaan symbol-simbol pengungkapan yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat.
BAB II
Sejarah Kemunculan Tasawuf Kontak Kebudayaan
Hindu, Persia, Yunani Dan Arab
A. Tasawuf Dan Unsur Nashrani (Kristem)
Mereka yang menganggap bahwa tasawuf berasal dari unsur nashrani mendasarkan argumentasinya pada dua hal :
1. Adanya interaksi antara orang arab dan kaum nashrani pada masa jahiliyah maupun zaman islam.
2. Adanya segi kesamaan antara kehidupan para asketis atau sufi dalam ajaran serta cara mereka melatih jiwa dan mengasingkan diri dengan kehidupan al-masih dan ajaran-ajarannya,serta dengan rahib ketika sembayang dan berpakaian.
Pokok-pokok ajaran tasawuf yang diklaimberasal dari agama nashrani antara lain adalah :
1. Sikap fakir
2. Tawakal kepada allah dalam soal penghidupan
3. Peranan syekh yang menyerupai pendeta
4. Selibasi, yaitu menahan diri tidak kawin karena kawin dianggap bias mengalihkan diri dari tuhan
5. Penyaksian, dimana sufi menyaksikan hakikat allah dan mengadakan hubungan dengan allah demikian injil telah menerangkan terjadinya hubungan langsung dengan tuhan.
B. Taswuf Dan Unsure Hindu-Budha
Antara tasawuf dan system kepercayaan agama hindu dapat dilihat adanya persamaan seperti sikap fakir.dari cara ibadah dan mujawadah taswuf dengan hindu.kemudian dari paham reinkarnasi.
C. Tasawuf Dan Unsur Yunani
Kebudayaan yunani seperti filsafat telah masuk ke dunia islam pada akhir daulah amamiyah dan puncak pada masa daulah abbasyiah ketika berlangsung zaman penerjamahan filsafat yunani.metode-metode bebrpikir filsafat ini juga telah ikut mempengaruhi pola piker sebagian orang islam yang ingin berhubungan dengan tuah. Pad persoalan ini bias jadi tasawuf yang terkena pengaruh yunani adalah tasawuf yang kemudian di klasipikasikan sebagai tasawuf yang bercorak filsafat.
Ada pendapat lain bahwa masukna filsafat kedunia islam adalah melalui madzhab peripatetic dan neoplatonisme. Filsafat emanasinya Plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancarkan dari dzat tuhan yang maha esa menjadi salah s atu dasar argumentasi para orientalis dalm menyikapi asal mula tasawuf di dunia islam.
Bila di perhatikan memang cara kerja filsafat adalah bahwa adalah bahwa segala sesuatu dikukur menurut akal pikiran.
D. Tasawuf Dan Unsur Persia
Sebenaranya antara arab dan Persia sudah ada hubungan sejak lama, yaitu pada bidang politik, pemikiran, kemasyarakatan dan sastra. Yang sebenarnya kehidupan kerohanian arab masuk ke Persia sehingga banyak orang-orang Persia terkenal dengan ahli-ahli tasawuf. Sehingg terkenal sebagai wilayah yang melahirkan sufi-sufi ternama. Kebnyakan ahli tasawuf muslim yang berpikiran moderat mengatakan bahwa factor pertama timbulnya tasawuf hanyalah Al-Quran dan As-Sunnah, bukan dari luar islam. Dan dapat dikatakan bahwa tanpa adanya pengaruh dari luar pun, islam sendiri sesungguhnya mengandung kemungkinan menumbuhkan ajaran tasawuf.
Dengan demikian, dari semua uraian di atas, dapatlah di simpulkan bahwa sebenarnya tasawuf itu bersumber dari ajaran islam itu sendiri, mengingat nabi muhamad dan para sahabatnya pun telah memperaktekanya.
E. Tasawuf Dan Unsur Arab
Untuk melihat bagaimana tasawuf berasal dari dunia islam, pelacakan terhadap sejarah munculnya tasawuf dapat dijadikan dasar argumentasi munculnya tasawuf di dunia islam. Selama rasulallah hidup hingga khalifahan abu bakar sampai ali (599-661 M), selalu diadakan berbagai pertemuan yang menghasilkan sumpah atau jamji setia dan praktik ibadah tasawuf.
Untuk melihat sejarah tasawuf, perlu dilihat dari perkembangan peradaban islam sejak jaman rasulullah. Sebab pada hakikatnya kehidupan rohani itu telah ada pada dirinya sebagai panutan umat. Dalam perjalanannya, benih-benih tasawuf mulai mengkristal dan mulai terlihat pada seorang tabiin yang bernama Hasan Al-Bashari benar- benar memperaktikannya. Para ahli sejarah sepakat bahwa istilah taswuf itu mulai muncul pada abad ke dua hijriah, yakni ketika orang-orang berusah meluruskan jalan menuju ilahi dan kepada-Nya.
Buku-buku yang mengandung benih-benih ajaran tasawuf terdapat dalam tulisan-tulisan sastra yang di susun oleh para sastrawan, antara lain dilakukan oleh:
1. Al-Jahid dalam bukunya Al-Bayan wa At-Tabyian
2. Al-Mubarrad dalam bukunya Al-Kamil
3. Al-Qutaibah dalam bukunya Al-ma’arif
4. Ibnu abbdi rabbin dengan bukunya Al-Aqdu Al-Farid
Imam malik pernah berkata
“ barang siapa yang berilmu fiqh tanpa tasawuf, dia akan fisik ; dan barang siapa bertasawuf tanpa ilmu fiqih ia adalah kafir zindik, dan barang siapa berilmu fiqh dan bertasawuf, baru dia tepat “.
BAB 3
Sejarah Perkembangan Tasawuf Salafi (Akhlaqi ),
Falsafi, Dan Syi,i
Dalam sejarah perkembangannya, para ahli membagi tasawuf menjadi dua arah perkembangan. Ada tasawuf yang mengarah pada teori-teori prilaku; ada pula tasawuf yang mengarah pada teori-teori yang begitu rumit dan memerlukan pemahaman yang lebih mendalam.
A. Sejarah Perkembangan Tasawuf Salafi (Akhlaqi)
Ajaran islam mereka dapat dipandang dari dua aspek, yaitu aspek lahiriah (seremonial) dan aspek batiniah (spiritual). tanggapan perenungan mereka lebih mereka berorientasi pada aspek dalam atau batiniah, yaitu cara hidup yang lebih mengutamakan rasa, lebih mementingkan keagungan tuhan dan bebas dari egoism.
Sejarah dan perkembangan tasawuf salafi mengalami beberapa fase berikut:
1. Abad Kesatu Dan Kedua Hijriah
Disebut pula dengan fase asketisme (zuhud), fase asketisme ini tumbuh pada abad pertama dan kedua hijriyah. Tokoh yang terkenal dikalangan mereka adalah hasan al-bashri (meninggal pada 110 H)dan rabi’ah Al-Adawiyah ( meninggal pada 185 H) dan kedua tokoh ini di juluki sebagai zahid.
2. Abad Ketiga Hijriyah
Pada abad ini para sufi mulai menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan jiwa dan tingkah laku. Pembahasan mereka tentang moral, akhirnya mendorongnya untuk semakin mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan akhlak. Perhatian mereka lebih tertuju pada realitas pengamalan islam dalam praktik yang lebih menekankan keterpujian prilaku manusia. Oleh karena itu ketika menyaksikan ketidakberesan prilaku disekitarnya, mereka menanamkan kembali akhlak mulia.
Pada abad ketiga terlihat perkembangan tasawuf yang pesat, ditnadai dengan adanya segolongan ahli tasawuf yang mencoba menyelidiki inti ajaran tasawuf yang berkembang masa itu. Mereka membaginya menjadi tiga macam, yaitu:
a. Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa
b. Tasawuf yang berintikan ilmu akhlak
c. Tasawuf yangberinikan metafisika
3. Abad Keempat Hijriyah
Abad ini ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dibandingkan pada abad ketiga. Usaha untuk mengembangkan ajaran tasawuf diluar kota Baghdad diplopori oleh beberapa ulama tasawuf yang terkenal kealimannya, antara lain:
a. Musa Al-Ashary
b. Abu Hamid Bin Muhammad Ar-Rubazy
c. Abu Zaid Al-Adamy
d. Abu Ali Muhammad Bin Abdil Wahhab As-Saqafy
Dalam pengajaran ilmu tasawuf diberbagi negri dan kota para ulama tersebut menggunakan system tarekat.sebagaimana yang dirintis oleh ulama tasawuf pendahulunya. Cirri-ciri lain yang terdapat pada abad ini ditandai dengan semakin kuatnya unsur filsafat yang mempengaruhi corak tasawuf. Pada abad ini pula mulai dijelaskannya perbebdaan ilmu zahir dan ilmu bathin yang dapat dibagi oleh ilmu tasawuf menjadi empat macam yaitu :
a. Ilmu syariah
b. Ilmu tariqah
c. Ilmu haqiqah
d. Ilmu ma’rifah
4. Abad Kelima Hijriyah
Pada abad kelima ini muncul imam Al-Ghazali yang sepenuhnya menerima tasawuf yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah serta bertujuan asketisme. Tasawuf pada abad kelima hijriyah cenderung mengadakan pembaharuan yakni dengan mengembalikan ke landasan Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan demikian abad kelima hijriyah merupakan tonggak yang menentukan bagi kejayaan tasawuf salafi (akhlak).
5. Abad Keenam Hijriyah
Sejak abad keenam hijriyah sebagai akibat pengaruh keperibadian Al-Ghazali yang begitu besar, pengaruh tasawuf sunni semakin meeeluas keseluruh pelosok dunia islam. Al –Ghazali dipandang sebagai pembela terbesar tasawuf salafi (akhlak) namun dari se gi keperibadian, keluasan pengetahuan dan kedalaman tasawuf Al-Ghazali lebih besar dibandingkan semua para tokoh, dan Ia sering diklain sebagai seorang sufi terbesar dan terkuat pengaruhnya dalam khazanah ketasawufan didunia isalm.
B. Sejarah Perkembangan Tasawuf Falsafi
Tasawuf ini disebut juga tasawuf nazhari, yaitu merupakan tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional sebagai pengasasnya. Jelas sekali bahwa adanya klasifikasi aliran tasawuf menjadi dua yaitu tasawuf sunni yang lebih berorientasi menampilkan pengokohan akhalk, dan taswuf falsafi yakni aliran yang menonjolkan pemikiran-pemikiran polosofis dengan ungkapan-ungkapan ganjilnya dalam ajaran-ajaran yang dikembangkannya. Tokoh pertama yang dapat dipandang sebagai tokoh taswuf adalah Ibn Masarrah.
C. Sejarah Perkembangan Tasawuf Syi’i
Ada yang memasukan bahwa aliran ketiga yaitu tasawuf syi’I atau syi’ah. Pembagian aliran tasawuf ketiga ini didasarkan atas ketajaman pemahaman kaum sufi dalam menganalisis kedekatan manusia dengan tuhan. Golongan syi’ah merupakam golongan yang dinisbatkan kepada pengikut Ali bin Abi Thalib.
Oleh karena itu, perkembangan tasawuf syi’i dapat ditinjau melalui kecamata keterpengaruhan Persia oleh pemikiran-pemikiran filsafat yunani. Didalam tradisi syi’ah, dua aliran tasawuf (akhlak dan falsafi) juga diadopsi. Hal ini bias kita lihat jika tak terpengaruh oleh beberapa ungkapan tajam dan kadang –kadang mengejutkan dari para guru tasawuf ini dan merenungkan keseluruhan isi ajaran-ajaran mereka dengan tenang dan sabar.
Bab 4
Kerangka berpikir irfani : Dasar-Dasar Falsafi Ahwal Dan Maqamat
Lingkup perjalanan menuju allah untuk memperoleh ma’rifat yang berlaku dikalangan sufi sering disebut sebagai sebuah kerangka “Irfani”. Lingkup irfani tidak dapat dicapai dengan mudah atau secara sepontanitas, tetapi melalui proses yang panjang. Yang dimaksud dengan tingkatan (maqam) oleh para sufi ialah tingkatan seorang hamba dihadapan-Nya, dalam hal ibadah dan latihan-latihan jiwa yang dilakuykannya.
Para sufi secara teliti menegaskan perbedaan maqam dan hal. Maqam, menurut mereka, ditandai oleh kemapanan, sementara hal justru mudah hilang. Namun perlu dicatat bahwa anatara maqah dan hal tidak dapat dipisahkan. Keduanya ibarat dua sisi dalam satu mata uang.
A. Maqam-Maqah Dalam Tasawuf
Maqam yang dijalani para sufi umumnya terdiri dari :
1. Tobat : menurut Qamar Kalilani bahwa tobat adalah rasa penyesalan yang sungguh-sungguh dalam hati disertai permohonan ampun serta meninggalkan segala perbuatan yang menimbulksn dosa.
2. Zuhud : zuhud dapat diartikan sebagai suatu sikap melepaskan diri dari rasa ketergantungan terhadap kehidupan duniawi dengan mengutamakan kehidupan akhirat.
3. Faqr ( fakir) : Al-Faqr adalah tidak menuntut lebih banyak dari apa yang telah dipunyai dan merasa puas dengan apa yang dimiliki, sehingga tidak meminta sesuatu yang lain. Faqr dapat berarti sebagai kekurangan harta yang diperlikan seseorang dalam menjalani kehidupan didunia.
4. Sabar : sabar jika dipandang sebagai pengengkang tuntutan nafsu dan amarah, dinamakan Al-Ghazali sebagai kesabaran jiwa, sedangkan menahan terhadap penyakit fisik, disebut sebagai sabar badani, kesabaran jiwa sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek.
Menurut Syekh ‘Abdul Qadir Al-Jailani, sabar ada tiga macam yaitu :
a. Bersabar kepada allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
b. Bersabar bersama allah
c. Bersabar atas allah
5. Syukur : syukur adalah ungkapan rasa terimakasih atas nikmat yang diterima.
6. Rela ( Ridha ) : Rida’ berarti menerima dengan rasa puas terhadap apa yang dianugrahkan Allah SWT.
7. Tawakal : hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah ‘Azza wa jalla, membersihkan diri dari ikhtiar yang keliru dan tetap menapaki kawasan-kawasan hokum dan ketentuan.
B. Ahwal Yang Dijumpai Dalam Perjalanan Sufi
Ahwal yang sering dijumpai dalam perjalanan kaum sufi antara lain adalah :
1. Waspada Dan Mawas Diri (Muhasabah Dan Muraqabah)
Waspada dapat diartikan meyakini bahwa Allah mengetahui segala pikiran, perbuatan, dan rahasia dalam hati, yang menjadi seseorang menjadi hormat, takut dan tunduk kepada Allah.
2. Cinta (Hubb)
Dalam pandangan tasawuf mahabbah (cinta) merupakan pijakan bagi segenap kemuliaan hal, seperti halnya tobat yang merupakan dasar bagi kemulian maqam. Dan menrut kaum sufi mahabbah adalah kecendrungan hati untuk memerhatikan keindahan atau kecantikan.
3. Berharap dan takut (raja’ dan khauf)
Raja’ dapat berarti berharap atau optimisme. Raja’ atau optimisme adalah perasaan hati yang senang karena menanti sesuatu yang diinginkan dan disenangi.
Raja’ menurut tiga perkara yaitu :
1. Cinta terhadap apa yang diharapkannya.
2. Takut harapanya itu hilang.
3. Berusah untuk mencapainya.
Khauf dan raja’ saling berhubungan.
4. Rindu (Syauq)
Menurut Al-Ghazali kerinduan kepada Allah dapat dijelaskan melalui penjelasan tentang keberadaan cinta kepada-Nya.
5. Intim (Uns)
Dalam pandangan sufi, sifat uns (intim) adalah sifat merasa selalu berteman, tak pernah merasa sepi.
C. Metode Irfani
Dalam dunia tasawuf, Qalb merupakan pengetahuan tentang hakikat-hakikat, termasuk didalamnya adalah hakikat marifat. Qalb yang dapat memperoleh ma’rifat adalah yang telah tersucikan dari berbagainoda atau akhlak jelek yang sering dilakukan manusia.berdasarkan uraian di atas bahwa hati menjadi sarana untuk memperoleh marifat.
Untuk memperoleh ma’rifat seseorang harus melalui upaya-upaya tertentu, antara lain
adalah :
1. Riyadhah
Yaitu latihan kejiwaan melalui upaya membiasakan diri agar tidak melakukan hal-hal mengotori jiwanya.riyadhah dapat pula berarti proses internalisasi kejiwaan dengan sifat-sifat terpuji dan melatih membiasakan meninggalkan sifat-sifat jelek. Riyadhah perlu dilakukan karena ilmu ma’rifat dapat diperoleh melalui upaya melakukan perbuatan kesalehan atau kebaikan yang terus menerus.
2. Tafakur
Tafakur berlangsung secara internal dengan proses pembelajaran dari dalam diri manusia melalui aktifitas berpikir yang menggunakan perangkat batiniah (jiwa). Nafs kulli mempunyai fungsi yang sangat penting untuk menghasilkan ilmu, terutama ilmu marifat.
3. Tazkiyat An-Nafs
Tazkiyat an-nafs adalah proses penyucian jiwa manusia. Peroses penyucian jiwa dalam kerangka tasawuf ini dapat dilakukan melalui tahapan takhalli dan tahalli. Upaya melakukan penyempurnaan jiwa perlu dilakukan oleh setiap orang yang menginginkan ilmu marifat.ada lima hal yang menjadi penghalang bagi jiwa dalam menangkap hakikat, 1. Jiwa yang belum sempurna, 2. Jiwa yang dikotori perbuatan-perbuatan maksiat, 3. Menuruti keinginan badan, 4. Penutup yang menghalangi masuknya hakikat kedalam jiwa, 5. Tidak dapat berpikir logis.
4. Dzikurillah
Secara etimologis, dzikir dalah mengingat, sedangkan secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah.dzikir merupakan metode lain yang paling utama untuk memperoleh ilmu laduni. Dalam pandangan sufi, dzikir akan membuka tabir alam malakut, yakni dengan datangnya malaikat, menurul Al-Ghazali dzikir juga berfungsi untuk mendatangkan ilham.
BAB 5
Hubungan Tasawuf Dengan Ilmu Kalam, Filsafat, Fiqih, Dan Ilmu Jiwa
A. Keterkaitan Ilmu Tasawuf Dengan Ilmu Kalam
Ilmu kalam merupakan disiflin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Pembicaraan materi-materi yang tecakup dalam ilmu kalam terkesan tidak menyentuh dzauq (rasa rohaniah). Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara pada ilmu tasawuf ditemikan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman.
Allah berfirman :
Artinaya: Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam.
2. Berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf.
3. Berpungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan kalam.
Dengan ilmu tasawuf, semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu tauhid terasa lebih bermakna, tidak kaku tetapi akan lebih dinamis dan aplikatif.
B. Keterkaitan Ilmu Tasawuf Dengan Ilmu Fiqh
Disiplin ilmu apakah yang dapat menyempurnakan ilmu fiqh dalam persoalan-persoalan tersebut? Ilmu tasawuf tampaknya merupakan jawaban yang paling tepat karena ilmu ini berhasil memberikan corak batiniah terhadap ilmu fiqh. Dahulu para ahli fiqh mengatakan “ barang siapa mendalami fiqh, tetapi belum bertasawuf, berarti ia fasik; barang siapa bertasawuf tapi belum mendalami fiqh, berarti ia zindiq, dan barang siapa melakukan keduanya berarti ia ber-tahaqquq (melakukan kebenaran).
Ajadi paparan diatas telah dijelaskan bahwa ilmu tasawuf dan ilmu fiqh adalah dua disiflin ilmu yang paling melengkapi.
C. Keterkaitan ilmu tasawuf dengan filsafat
Ilmu tasawuf yang berkembang didunia islam tidak dapat dinafikan sebagai sumbangan pemikiran kefilsafatan. Kajian-kajian mereka tentang jiwa dalam pendekatan kefilsafatan ternyata banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesempurnaan kajian tasawuf dalam dunia islam. Namun perlu juga d icatat bahwa istilah yang lebih banyak dikembangkan dalam tasawuf adalah istilah Qalb (hati).
D. Hubungan tasawuf dengan ilmu jiwa ( treanspersonal psikologi )
Tasawuf selalu membicarakan persoalan-persoalan yang berkisar pada jiwa manusia, hanya saja, dalam jiwa yang dimaksud adalah jiwa manusia muslim. Dalam pandangan sufi akhlak dan sifat seseorang bergantung pada jenis jiwa yang berkuasa atas dirinya. Orang yang sehat mentalnya adalah yang mampu merasakan kebagaian dalam hidup, pada prilaku orang sehat mental akan tanpak sebuah sikap yang tidak ambisius, sombong, rendah diri, dan apatis, tapi ia bersikap waja, menghargai orang lain, merasa percaya kepada diri dan selalu gesit.
Gejala-gejala umum yang tergolong orang yang kurang sehat dapat dilihat dalam beberapa segi, antara lain :
1. Perasaan
2. Pikiran
3. Kelakuan
4. Kesehatan
BAB 6
TASAWUF AKHLAQI
A. Ajaran Tasawuf Akhlaqi
Bagian terpenting dari tujuan tasawuf adalah memperoleh hubungan langsung dengan Tuhan, sehingga merasa sadar berada di “ hadirat “ tuhan. Semua seufi berpendapat bahwa satu-satunya jalan yang dapat menghantarkan seseorang kehadirat Allah hanyalah dengan kesucian jiwa. Para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitas siakp mental yang tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriah.
Dalam tasawuf akhlaqi, system pembinaan akhlak di susun sebagai berikut.
1. Takhalli yaitu merupakan langkah pertama yang harus dijalani oleh orang sufi.
2. Tahalli adalah upaya atau menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, prilaku, dan akhlak terpuji. Sikap mental dan perbuatan baik yang sangat penting diisikan kedalam jiwa manusia dan dibiasakan dalam perbuatan dalam rangka pembentukan manusia paripurna, antara lain sebgai berikut:
a. Tobat
b. Cemas dan harap ( Khauf dan Raja’)
c. Zuhud
d. Al-Faqr
e. Ash-Shabru
f. Rida
g. Muraqabah
3. Tajalli
Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Agar hasil yang diperoleh jiwa dan organ-organ tubuh yang telah terisi dengan butir-butir mutiara akhlak dan terbiasa melakukan perbuatan luhur tidak berkurang, rasa ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut.
B. Tasawuf Akhlaqi Dan Karakteristiknya
Adapun cirri-ciri tasawuf akhlaqi antara lain :
1. Melandasakan diri pada Al-Quran dan As-Sunnah.
2. Tidak menggunakan teminologi-terminologi filsafat sebagaimana terdapat pada ungkapan-ungkapan syathahat.
3. Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antara manusia dan manusia.
4. Kesinambungan anatara hakikat dengan syariat.
Lebih terkonsentrasi pada soal pembinaan, pendidikan akhlak dan pengobatan jiwa dengan cara riya’dhah (latihan mental) dan langkah takhalli,tahalli, dan tajalli.
C. Tokoh-Tokoh Tasawuf Akhlaqi
1. Hasan Al-Bashri (21-110 H)
2. Al-Muhasibi (165-243 H)
3. Al-Qusyairi (376-465 H)
4. Al-Ghazali (450-505 H)
a. Ajaran Tasawuf Al-Ghazali
1. Marifat
2. As-Sa’adah
BAB 7
TASAWUF IRFANI
A. Hakikat Irfan
Secara etimologis, kata irfani merupakan kata jadian (mashdar) dari kata arafa. Adapun secara terminologis irfan diidetikan dengan makrifat sufistik. Sebagai sebuah ilmu ‘irfan memiliki dua aspek praktis dan aspek teoritis. Sementara itu ‘irfan teoritis memfokuskan perhatianya pada masalah wujud, mendiskusikan manusia, tuhan serta alam semesta.
B. Tokoh-Tokoh Tasawuf Irfani
1. Rabi’ah Al-Adawiah (95-185 H)
a. Ajaran tasawuf : Mahabbah (Cinta)
2. Dzu An-Nun Al-Mishari (180-246 H)
a. Ajaran Tasawuf
1. Marifat
2. Maqamat dan ahwal
3. Abu Yazid Al-Bustami (874-947)
a. Ajaran Tasawuf
1. Fana’ dan Baqa’
2. Ittihad
4. Abu Manshur Al-Hallaj (855-922)
a. Ajaran Tasawuf : Hulul dan Wahdat Asy-Syuhud
BAB 8
TASAWUF FALSAFI
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan anatara visi mistis dan visi rasional pengasasnya.Tasawuf falsafi menggunkan terminology filosofis dalam pengungkapannya. Tasawuf falsafi memiliki objek tersendiri yang berbeda dengan tasawuf sunni. Ada empat objek utama yang menjadi perhatian para sufi filosof. Antara lain sebagai berikut.Pertama, latihan rohaniah dengan rasa, intuisi, serta intropeksi diri yang timbul darinya. Kedua, iluminasi atau hakikat yang tersingkap dari alam gaib, seperti sifat-sifat rabanni, Ketiga, peristiwa-pristiwa dalam alam maupun kosmos yang berpengaruh terhadap berbagai bentuk kekeramatan atau keluar biasaan. Keempat, penciptaan ungkapan-ungkapanyang mengertinya sepintas semar-semar, yang dalam hal ini telah melahirkan reaksi masyarakat berupa mengingkarinya, menyetujui,ataupun menginterprestasikannya dengan interprestasi yang berbeda-beda.
Tasawuf filosofis mempunyai beberapa karakteristrik secara khusus, diantaranya : Pertama, tasawuf filosofis banyak mengonsepsikan pemahaman ajaran-ajarannya dengan menggabungkan anatara pemikiran rasional filosofis dan perasaan. Kedua, tasawuf filosofis didasarkan pada latihan- latihan rohaniah, yang diamaksudkan sebagai peningkatan moral, yakni untuk mencapai kebagian. Ketiga, tasawuf filosofis memandang iluminasi sebagai metode unuk mengetahui berbagai hakikat realitas. Keempat,selalu menyamarkan ungkapan-ungkapan tentang hakikat realitas dengan berbagai symbol atau terminology.
Tokoh-tokoh tasawuf falsafi yaitu :
A. Ibn ‘Arabi (560-638)
1. Ajaran-ajaran tasawuf Ibn ‘Arabi
a. Wahdat Al-Wujud
b. Haqiqah muhammadiyyah
c. Wahdatul adyan
B. Al-JILI (1365-1417 M)
1. Ajaran tasawuf Al-Jili
a. Insan Kamil
b. Maqamat (al-Martabah)
C. IBN SAB’IN (614-669 H)
1. Ajaran tasawuf ibn sab’in
a. Kesatuan mutlak
b. Penolakan terhadap logika Aristotelian
BAB 9
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TAREKAT
A. Pengertian Tarekat
Asal kata tarekat dalam bahasa arab ialah “thariqah” yang berarti jalan keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu. Tarekat adalah jalan yang ditempih para sufi dan dapat digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syar, sedangkan anak jalan disebut thariq.
B. Hubungan Tarekat Denagan Tasawuf
Didalam ilmu tasawuf, istilah tarekat tidak saja ditunjukan kepada aturan dan cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang syekh tarekat dan bukan pula terhadap klompok yang menjadi pengikut salah seorang syekh tarekat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tasawuf itu secara umum adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkat tarekat adalah cara dan jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada allah.
C. Sejarah Timbulnya Tarekat
Orang yang pertama memperkenalkan sistem tariqah (tarekat) itu syekh abdul qadir al-jaelani (w.561 H/1166 M) di Baghdad,sayyid ahmad ar-Rifa’I di mesir dengan tarekat Rifa’iyyah, dan jalal Ad-Din Ar-Rumi (w. 672 H/ 1273 M), di parsi, kemunculan tarekat menurut Jhon O.Voll, yaitu menjelaskan bahwa penjelasan mistis terhadap islam muncul sejak awal sejarah islam, dan para sufi yang mengembangkan jalan-jalan spiritual personal mereka dengan melibatkan praktik-praktik ibadah, pembacaan kitab suci dan kepustakaan tentang kesalehan.
Karena banaknya cabang-cabang tarekat yang timbul dari tiap-tiap tarekat induk, sangatsulit untuk menelusuri sejarah perkembangan tarekat itu secara sistematis dan konsepsional.
D. Aliran-Aliran Tarekat dalam Islam
1. Tarekat Qadariyah
2. Tarekat syadziliyah
3. Tarekat Naqsabandiyah
4. Tarekat Yasafiyah dan Khawajagawiyah
5. Tarekat Khalwatiyah
6. Tarekat Syatariyah
7. Tarekat Rifa’iyah
8. Tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah
9. Tarekat sammaniyah
10. Tarekat Tijaniyah
11. Tarekat Chistiyah
12. Tarekat Mawlawyah
13. Tarekat Ni’matuliyah
14. Tarekat Sanusiyah
E. Pengaruh Tarekat di Dunia Islam
Tarekat mempengaruhi dunia islam mulai dari abd ke-13. Kedudukan tarekat saat ini sama dengan parpol (partai politik). Tarekat-tarekat keagamanaan meluaskan pengaruh dan organisasinya keseluruh pelosok negri. Akan tetapi ada saat ini telah terjadi penyelewengan di dalam tarekat-tarekat. Oleh karena itu, pada abad ke-19 mulailah timbul pemikiran yang sinis terhadap tarekat dan juga terhadap tasawuf. Banyak pengamat menyatakan bahwa pada era modern, tareka secara efektif telah berakhir.
Pada abad ke-19 dan ke-20, tradisi-tradisi yang berlainan terlibat dengan berbagabi cara dalam membatu membentuk respon-respon muslim terhadap barat dan mendefinisikan pula bentuk-bentuk modernitas islam. Tarekat-tarekat sufi terus menyediakan sarana bagai pengartikulasian identitas islam inklusif dengan penekanan yang besar pada kesalehan pemujaan individual dan pengalaman klelompok kecil.
BAB 10
STUDI KRITIS TERHADAP ALIRAN-ALIRAN TASAWUF
A. Pendahuluan
Tasawuf yang dikalangan barat dikenal dengan mistisme islam, sebagai perwujudan dari ihsan yang berarti kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung seorang hamba dengan tuhan-Nya. Oleh karena itu, mereka menebarkan akidah syirik dan perbuatan-perbuatan bid,ah atas nama agama misalnya :
1. Para nabi dan wali itu dapat melihat alam mughayabat.
2. Para wali itu dapat mengubah urusan dunia dan mengatur urusan-urusan pencipta.
3. Para wali itu dapat mendengarkan panggilan-panggilan dikuburan dan memiliki gudah rahmat Allah SWT.
4. Para wali itu mampu menolong dan membukakan kesulitan serta menolak keputusan Allah.
5. Mendirikan masjid-masjid dan kubah diatas kuburan wali.
6. Berziaarah kubur serta mengagungkan dengan bersujud dan memohon dipenuhi kebutuhan kepada pemilik kuburan.
7. Bepergian kekuburan-kuburan para wali dengan tujuan bertaqarrub dan berdoa dari sana.
8. Menyampaikan nazar dan hadiah kepada kuburan dan dihadapan para wali.
9. Menyelenggarakan majelis-majelis dan perayan-perayaan bulanan dan tahunan dikuburan.
10. Membolehkan tamborin atau rebana, berdansa dan seruling atas nama dzikir dan pertemuan-pertemuan tradisi. Dan masih banyak lagi.
B. Kritik Terhadap Sumber Tasawuf
Para penentang tasawuf mengagap bahwa tasawuf bukan ajaran yang berasal dari Rasulallah dan bukan pula ilmu warisan dari para sahabat. Mereka menganggap bahwa ajaran tasawuf merupakan ajaran sesaat dan menyesatkan yang diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma,,Hindu, Ibadah Yahudi dan dzuhud Budha.
C. Keritik Terhadap Tarekat
Di antara bentuk penyimpangan yang dialamatkan kepada tasawuf adalah menonjolkan kehidupan rohani dan mengabaikan kehidupan duniawi sehingga mengabaikan usaha. Ada juga yang lain seperti penyimpangan mengabaikan syariat dan pendukungan. Disepanjang sejarah islam memang terdapat keritik tajam terhadap guru-guru dan organisasi-organisasi sufi. Sisi lain dari tarekat yang menjadi sorotan adalah bahwa tarekat umumnya hanya berorientasi akhirat, tidak mementingkandunia. Tarekat menganjurkan banyak beribadah dan jangan mengikuti dunia ini karena “ Dunia ini adalah bangkai yang mengejar dunia adalah Anjing.”tampaknya menyelewengkan umat islam dari jalan yang harus ditempuhnya.
D. Kritik Terhadap Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi diwakili para sufi yang memadukan tasawuf dengan filsafat, sebagaimana telah disebutkan diatas. Diantara fuqaha yang paling keras kecamannya terhadap golongan sufi yang juga filosof ialah Ibn Taimiyah ( meninggal pd tahun 728 H). para ulama dan para sufi yang tulus terus berusaha menjelaskan kesalahan pendapat tentang Hulu dan ittihad, menunjukan kerusakannya, dan memperingatkan kesesatannya.
E. Keritik Terhadap Praktik Tasawuf Secara Umum
Pembaruan tasawuf Al-Ghazali, yaitu upayanya menahan gerakan yang wataknya melebih-lebihkan itu tak berhasil, walaupun pengaruhnya memeng luar biasa. Tasawuf menjadi penyakit yang menyebabkan atau bahkan memperburuk gejala-gejala berikut :
1. Kasyif (pencerahan gnostik) menggantikan pengetahuan.
2. Karamah (mukjizat kecil) yang di ajarkan tasawuf hanya mungkin dalam keadaan penyatuan atau komuni dengan tuhan.
3. Taabbud, kerelaan untuk meninggalkan aktivitas social dan ekonomi untuk melakukan ibadah spiritualistiksepenuhnya,
4. Tawakal, kepasrahan total pada factor spiritual untuk melahirkan empiris.
5. Qismat, penyetujuan secara sembunyi-sembunyi dan fasip terhadap hasil tindakan kekuatan dialam yang berubah-ubahmenggantikan taklif,
6. Fana’ dan Adam,
7. Taat, kepatuhan mutlak dan total kepada syekh dari salah satu tarekat sufi menggantikan tauhid.
BAB 11
TASAWUF DI INDONESIA