Logika Informatika
Proposisi
Diajukan
Untuk Memenuhi salah Satu Tugas Kelompok Mata kuliah Logika Informatika
KELOMPOK 7
1.
Ayi Ruhiyat
2.
Alfi Khoerudin Yusuf
3.
Acep Sofwan
Yazid
4.
Dede Khoerul
Rizal
Kelas
: IF.A / III
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011
PENDAHULUAN
Kata ‘logika’ mungkin sering kita
dengar dalam kehidupan sehari-hari. Tapi apakah itu logika…..?Dalam hidup
sehari-hari kita mungkin sering mengartikannya ‘menurut akal’, seperti orang berkata
: “langkah yang diambilnya itu logis”, atau “menurut logika ia harus marah”.
Tapi apakah logika itu……?
Apakah logika itu ?
Seringkali Logika didefinisikan
sebagai ilmu untuk berfikir dan menalar dengan benar (sehingga didapatkan
kesimpulan yang absah). Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena
mempunyai bahasa dan kemampuan menalar. Untuk dapat menarik konklusi yang
tepat, diperlukan kemampuan menalar. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk
menarik konklusi yang tepat dari bukti-bukti yang ada, dan menurut aturan-aturan tertentu.
1.
Sejarah Ringkas dan Perkembangan Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti
hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam
bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica
scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk
berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Logika secara istilah dapat kita
katakan sebagai : suatu metode atau teknik yang digunakan untuk meneliti
ketepatan pemikiran. Atau dengan kata lain logika adalah alat yang kita gunakan
untuk menghasilkan kesimpulan.
Manusia belajar logika sejak jaman Yunani Kuno. Aristoteles (384 - 322 SM)
adalah seorang filsuf yang mengembangkan logika pada jaman itu, yang pada waktu
itu dikenal dengan sebutan logika tradisional.
a.
Terdapat 5 aliran besar dalam logika, yaitu :
1.
Aliran Logika Tradisional
Logika ditafsirkan sebagai suatu kumpulan
aturan praktis yang menjadi petunjuk pemikiran.
2.
Aliran Logika Metafisis
Susunan pikiran itu dianggap kenyataan, sehingga logika dianggap seperti
metafisika. Tugas pokok logika adalah
menafsirkan pikiran sebagai suatu tahap dari struktur kenyataan. Sebab
itu untuk mengetahui kenyataan, orang harus belajar logika lebih dahulu.
3.
Aliran Logika Epistemologis
Dipelopori oleh Francis Herbert Bradley (1846 - 1924) dan Bernard Bosanquet
(1848 - 1923). Untuk dapat mencapai pengetahuan yang memadai, pikiran logis dan
perasaan harus digabung. Demikian juga untuk mencapai kebenaran, logika harus
dihubungkan dengan seluruh pengetahuan lainnya.
Logika adalah kaidah-kaidah berfikir. Subyeknya akal-akal rasional.
Obyeknya adalah proposisi bahasa. Proposisi bahasa mencerminkan realitas,
apakah itu realitas di alam nyata ataupun realitas di alam fikiran.
Kaidah-kaidah berfikir dalam logika bersifat niscaya atau mesti. Penolakan
terhadap kaidah berfikir ini mustahil (tidak mungkin). Bahkan mustahil pula
dalam semua khayalan yang mungkin (all possible intelligebles).
Contohnya, sesuatu apapun pasti sama dengan dirinya sendiri, dan tidak sama
dengan yang bukan dirinya.
Prinsip berfikir ini telah tertanam
secara niscaya sejak manusia lahir. Tertanam secara spontan. Dan selalu hadir
kapan saja fikiran digunakan. Dan harus selalu diterima kapan saja realitas
apapun dipahami. Bahkan, lebih jauh, prinsip ini sesungguhnya adalah satu dari
watak niscaya seluruh yang ada (the very property of being). Tidak
mengakui prinsip ini, yang biasa disebut dengan prinsip non-kontradiksi, akan
menghancurkan seluruh kebenaran dalam bahasa dan pengetahuan.
A. Depinisi
Proposisi
Proposisi (proposition)
adalah suatu pernyataan (statement) yang memiliki nilai kebenaran true
(benar, T) atau false (salah, F) tetapi tidak kedua-duanya pada saat
dinyatakannya.
Proposisi adalah suatu pernyataan dalam bentuk
kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh. Proposisi logika terdiri atas tiga
bagian utama, yaitu subjak, predikat dan kopula. Kopula ialah kata yang
menghubungkan subjak dan predikat. Sering kali proposisi memiliki pembilang
{quantifier} yang mengacu kepada kuantitas subjek.
Contoh 1. Pernyataan berikut adalah proposisi:
(a) Jakarta adalah ibu kota Indonesia.
(b) Penang adalah ibu kota Malaysia.
(c) 5 + 6 = 11.
(d) 25 + 2 = 26.
Proposisi (a) dan proposisi (c) bernilai true, sedangkan
proposisi (b) dan proposisi (d) bernilai false.
Contoh
2.
Semua
manusia adalah fana
semua
= pembilang {quantifier}
manusia
= subjek
adalah
= kopula
fana = predikat
Proposisi mempunyai dua kemungkinan nilai kebenaran, yakni benar
atau salah, tapi tidak mungkin keduanya.
Contoh 3.
(a) Negasi proposisi “Jakarta adalah ibu kota Indonesia” adalah
“Jakarta bukan ibu kota Indonesia” atau
“Tidak benar bahwa Jakarta bukan ibu kota Indonesia”.
(b) Jika p mewakili proposisi
“Luas ruang
kuliah ini lebih dari 16 m2”,
maka ¬p mewakili proposisi
“Luas ruang kuliah ini kurang dari atau sama
dengan 16 m2” atau “Tak benar bahwa luas ruang kuliah
ini lebih dari 16 m2”.
B. Jenis-Jenis proposisi Dan Contonya
Proposisi dapat
di bedakan atas berbagai jenis berdasarkan materi,kualitas, komposisi, bentuk,
kebenaran isi, dan sebagainya. Pembedaan demikian itu akan menghasilkan
berpuluh-puluh jenis proposisi. Namun, kita hanya membicarakan beberapa jenis
proposisi berikut ini.
1.
proposisi kategorik{categorical proposition},
sering pula disebut proposisi subjek-predikat{subject-predicate proposition}.
Proposisi ketegorik adalah proposisi yang terdiri atas subjek dan predikat.
Dalam proposisi kategorik, predikat mengafirmasi atau menegasi subjek.
Misalnya:
~ Plato adalah
seorang filsuf
~ Elvis Presley
bukanlah seorang filsuf
2. Proposisi
afirmatif {affirmative proposition}, sering juga disebut proposisi
positif {positive proposition}. Proposisi afirmatif adalah proposisi
kategorik yang mengafirmasi atau mengiakan adanya hubungan antara subjek dan
predikat, dan dalam hal ini diakui pula bahwa subjek menjadi bagian dari
predikat.
Misalnya
:
- Semua manusia adalah
hewan yang berakal budi.
3. Proposisi
negatif (negative proposition) adalah proposisi kategorik yang
menegasikan (mengingkari) adanya hubungan antara subjek dan predikat,
misalnya:
-
Sebagian manusia tidak bijaksana
- Meja
bukanlah kursi
4. Proposisi
universal (universal proposition), adalah proposisi kategorik yang
menggunakan pembilang (quantifier) yang bersifat universal. Untuk
prosposisi universal afirmatif, kata pembilang yagn biasanya digunakan adalah
‘semua, tiap-tiap, masing-masing, setiap, siapa pun juga, apa pun juga’.
Contoh:
- Semua manusia adalah fana
- Setiap sarjana lulusan IKIP
adalah pendidik
5. Proposisi
partikular (particular proposition), adalah proposisi kategorik yang
menggunakan pembilang (quantifier) yang bersifat khusus. Baik untuk
proposisi partikular afirmatif, maupun proposisi partikular negatif, kata
pembilang yang biasa digunakan ialah ‘beberapa’ dan ‘sebagian’.
Contoh: - Beberapa penyanyi adalah sarjana
- Sebagian sastrawan adalah
filusur
6. Proposisi
apodiktik (apodictic proposition), disebut juga proposisi keharusan (necessary
proposition) atau proposisi a priori (a priori proposition), adalah proposisi
yang merupakan kemestian kebenaran dari penjelasan yagn diberikan oleh predikat
terhadap subjek berdasarkan pertimbangan akal budi semata-mata.
Contoh:
- Lima adalah sepuluh dibagi dua
- Semua segitiga adalah berisi tiga
7. Proposisi
empirik (empirical proposition), disebut juga proposisi faktual (factual
proposition), adalah prosisis yang didasarkan pada pengamatan dan
pengalaman.
- Sunarto adalah karyawan yang paling
setia di kantor ini
- Budi adalah teman saya yang telah menderita
penyakit ginjal selama 10 tahun
8. Proposisi
majemuk (compound proposition), disebut juga proposisi komplek (complex
proposition), adalah proposisi yagn mengandung lebih dari satu pernyataan
yang terlihat dari adanya subjek atau predikat yang berjumlah lebih dari satu.
Contoh:
- John adalah orang yang bijaksana dan
rajin.
Proposisi
tersebut sejatinya terdiri dari dua proposisi, yakni:
- John adalah orang yang bijaksana
- John adalah orang yang
rajin
9. Prosisi disjungtif,
adalah prosisi majemuk yang menegaskan bahwa subjek dari proposisi majemuk
tidak kedua-duanya benar atau salah. Contoh:
Amir
atau Yusuf adalah pemimpin sejati
hanya salah satu subjek pada proposisi tersebut yang benar
- Amir adalah pemimpin sejati, atau
- Yusuf adalah pemimpin sejati
10. Proposisi
konjungtif, adalah dua predika prosisi yang tidak mungkin kedua-duanya benar.
Contoh:
Ahmad
tidak sekaligus saleh dan penjahat.
Jika yang pertama benar, maka yang kedua salah
- Ahmad adalah saleh, atau
- Ahmad adalah penjahat
11. Prosisi
problematik, adalah prosisi yang predikatnya hanyalah merupakan kemungkinan
bagi subjek. Contoh:
Andre
adalah mungkin petinju, mungkin juga penyanyi
- Andre
mungkin petinju
- Andre
mungkin penyanyi
Entah mana yang benar, kedua-duanya atau hanya
salah satu, atau kedua-duanya keliru sebab semuanya hanya kemungkinan.
C.
Proposisi Kategorik
Penalaran
langsung dan penalaran deduktif didasarkan pada proposisi kategorik. Oleh
karena itu, proposisi lain yang hendak dijadikan dasar penalaran langsung harus
diubah menjadi bentuk proposisi kategoik standar.
1. Jenis
proposisi kategorik:
a. Dari
segi kualitas
1) Proposisi
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang mengiyakan antara subjek dan predikat
dalam proposisi yang bersangkutan. Jenis proposisi ini disebut juga proposisi afirmatif.
Contoh:
-
Manusia adalah hewan yang berakal budi
-
Sokrates adalah seorang filusuf
2) Proposisi
yang menyatakan tidak ada hubungan antara subjek dan predikat dalam proposisi
yang bersangkutan. Jenis ini disebut juga proposisi negatif.
Contoh:
- Meja
bukanlah bola
-
Segitiga tidaklah bulat
3) Proposisi
yang menggunakan pembilang (quantifier) semua, tiap-tiap, masing-masing,
setiap, siapapun juga, apa pun juga, tidak satu pun, tidak seorang pun. Jenis
ini disebut juga proposisi universal. Contoh:
-
Siapapun yang memimpin bangsa ini harus memerangi KKN
4) Propisisi
yang menggunakan pembilang (quantifier) beberapa dan sebagian. Proposisi ini
disebut juga proposisi partikular. Contoh:
-Beberapa
menteri kebinet gotong royong menyandang gelar doktor
0 komentar:
Posting Komentar